Posted by: g1mg1m | October 16, 2008

Mobile Multiplayer Game “Pramuka”

Pramuka MMOG 

Hehe….ini dia satu lagi karya Ono Institute Of Technology (Institute dalam otakku). Iseng2 ikutan IWIC untuk yang kali ketiga, aku berusaha memeras otak untuk mencari ide yang tepat dan menarik. Awalnya idenya dengan membuat aplikasi sinkronisasi data, tapi lambat laun mulai tertarik dengan hal-hal yang berbau konten. Usut diusut, tidak sengaja melihat kalender bergambar kegiatan2 pramuka di Kosan. Kenangan masa lalu akan kegiatan itu muncul seketika. Lalu, tiba2 bertanya, lho pramuka sekarang gmn ya ? masih ada ngga ya ?

Akhirnya aku mencoba untuk mencari informasi tentang pramuka melalui internet. Ketika membuka beberapa artikel dan blog, ternyata prediksiku benar. Kaum muda saat ini sudah mulai meninggalkan pramuka. Mungkin banyak beralasan klo dunia kepramukaan itu kurang menarik, klo istilahnya di artikel sinar harapan itu dituliskan “pramuka identik dengan kurang gaul”. 

Karena semakin dalem dengan bacaan artikel-artikel yang ditemukan, akhirnya aku mencoba untuk menghubungkan permasalahan ini semua dengan ide solusi yang cukup lucu dan cocok untuk dicoba diajukan ke IWIC 2008. Aku mengusung tema, “Mobile Multiplayer Game bertajuk Pramuka”.

Kenapa dibuat menjadi game ? Sebenarnya tujuan utamanya dari ide ini bukan sebagai solusi langsung mengatasi penurunan jumlah anggota pramuka di Indonesia, tp ini lebih ke mencoba mengenalkan kepramukaan kembali melalui mobile game yang cukup unik dan menantang. Pemain akan diajak untuk memecahkan beberapa kode, membentuk regu, mengartikan peta, sampe dengan mengikuti virtual online jamboree. Semua ide game play itu sengaja dibuat hanya untuk memunculkan kesan menarik dan menyenangkan. 

Dengan keterbatasan waktu yang ada, tentu saja ide ini hanya sebatas konsep dan prototipe dulu. Ya, langkah awal coba ikut IWIC 2008 untuk kali ketiga n mematangkan ide kembali. Untuk implementasi pasti masih sangat jauh. Butuh waktu, tenaga, dan pikiran yang lebih. Namun, yang paling penting masih bisa berkarya…hehe 😀

“Jangan pernah berhenti berkarya, meski sebatas coretan di sebuah kertas”

Posted by: g1mg1m | October 10, 2008

Hilangkan budaya “nrimo”

Wong Jowo

Wong Jowo

Aku sempet kecewa dilahirkan sebagai orang Jawa yang kental dengan budaya “nrimo” alias budaya yang senantiasa menerima keadaan yang ada di diri kita. Aku sering merasa sulit untuk menggapai apa yang ingin dicapai, karena selalu merasa jauh dari sana dan sekali lagi budaya “nrimo” membuatku selalu berkata “yo wis, klo ndak dapet yo ndak popo, santai wae”. Tapi itu adalah dulu, dimana aku masih blm mengerti akan kekuatan dari sebuah inspirasi dan mimpi.

Budaya “nrimo” ini sebenarnya klo kita otak-atik diakibatkan oleh zaman penjajahan Belanda dari dulu, dimana setiap kali mimpi kita untuk merdeka dan hidup mandiri selalu dapat dikubur dan dibunuh oleh mereka. Inspirator2 perjuangan ditangkap dan dihukum mati, lambat laun akhirnya orang jawa ketika itu lebih senang untuk bekerja di bawah Belanda sehingga mereka tidak merasa dijajah dan terbebas dari hukuman mati. Dari perilaku ini, semakin lama memunculkan budaya “nrimo” dan menjadi melekat secara turun temurun. 

Fakta terkuak kekita aku berlebaran di kampung halamanku di surabaya, sebagian besar kerabat dan tetangga adalah warga negara korban krisis moneter tahun 1998 yang membuat mereka hinggi kini belum mendapatkan pekerjaan. Klo aku inget2, setelah mendapatkan surat berharga sepanjang hidupnya (surat PHK), mereka bener2 merasa bahwa itu adalah bagian dari nasib mereka. Dan bener2 nrimo untuk tidak berusaha mencari jalan keluar dengan sungguh2. Yang mereka lakukan hanya mengajukan surat lamaran dan berharap ada perusahaan yang mw menampung mereka. Dengan bertambahnya usia, otomatis tenaga mereka kalah dibanding dengan yang muda2.

Untungnya aku memiliki seorang Ayah yang luar biasa. Ketika terjadi krisis, beliau memutuskan untuk berdagang dan keluar dari pabriknya sebelum mendapat surat berharga itu. Dari situ aku belajar dari nya. Sebuah keputusan yang diambil dengan sangat tepat saat itu. Beliau seakan-akan memberitahukan dan mencatat kalimat besar-besar di tembok rumah dengan tulisan “Hilangkan Nrimo, Ayo kita bekerja keras”. 

Suku apapun kita, jangan pernah merasakan kekecewaan ketika lahir di dunia, karena nasib kita bukan ditentukan oleh budaya yang melekat, tapi bagaimana kita menilai budaya mana yang tepat dan baik untuk dilakukan serta bagaimana kita berjuang menghadapi hidup.

Posted by: g1mg1m | September 30, 2008

Jaga makanan saat lebaran

Opor Ayam

Pulang kampung identik dengan peningkatan berat badan dan kemungkinan bermunculannya berbagai calon penyakit. Ngga salah lagi, tiap kali pulang kampung, berbagai masakan yang dihidangkan terdiri dari santan, dan lemak yang sangat berbahaya untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. Ditambah lagi, pas libur lebaran, badan pasti akan jarang bergerak alias jarang berolahraga. Makanan saat lebaran yang berbahaya ini biasanya sejenis opor dan daging2an, plus ditambah cemilan yang kaya akan gula dan karbohidrat. 

Jangan pernah berfikir mumpung masih muda segala macam makanan saat lebaran dimakan, tapi coba untuk lebih bijak dalam memilihnya. Dengan kata lain, tetaplah konsisten pada pola makan sehat anda sehari-hari seperti biasanya, ingat, jangan berlebihan ketika lebaran. Lalu bagaimana caranya ? Sangat sederhana. Menurut dokter Titi (tempo interaktif) caranya adalah dengan mengkonsumsi hidangan makan pagi, siang, dan malam serta diselingi makan camilan dua sampai tiga kali. Contohnya, sarapan ketupat lengkap dengan lauk-pauknya setelah salat Id sekitar pukul 08.00. Saat berkunjung untuk silaturahmi ke tetangga sekitar pukul 10 pagi, sebaiknya tidak makan lagi tapi mencicipi makanan camilan sekadarnya, misalnya sepotong kue, sesendok makan kacang, dan segelas minuman manis.

Pada kunjungan berikutnya sekitar tengah hari, bisa ikut makan siang hidangan yang disiapkan tuan rumah. Selanjutnya, pada kunjungan sekitar pukul 16.00 sebaiknya hanya mencicipi buah. Terakhir, makan malam bisa dilakukan di rumah. Dengan pola makan seperti itu, kita dapat tetap sehat, asupan gizi cukup, dan terhindar dari kelebihan asupan kalori dan lemak.

Untuk mengimbangi asupan makanan yang kaya lemak dan kalori itu, perlu pula disempatkan melakukan latihan fisik, senam ringan di rumah, atapun jalan2 disaat pagi hari setelah lebaran hari I. Latihan fisik ini bisa mulai dilakukan kembali mengingat banyak orang meninggalkannya ketika berpuasa.

Ingat…ingat….jaga pola makan kita meskipun godaan sangat banyak saat lebaran. Yuk Hidup Sehat

Posted by: g1mg1m | September 29, 2008

Berbagi inspirasi itu luar biasa

Ada orang yang suka menghabiskan waktunya di mall, ada yang suka menghabiskan waktunya dengan membaca buku dan menulis, dan ada juga yang memilih untuk tidur di hari libur sebagai dendam atas kerja kerasnya selama satu minggu penuh. Tapi aku memilih untuk melakukan hal yang lain. Aku ingin bisa selalu membantu dan mengenalkan seseorang dengan sesuatu yang bisa mengispirasi dia dalam berjuang menghadapi kerasnya kehidupannya. Yup, itu lah yang aku lakukan hari sabtu kemarin di Setiabudi 21. 

Aku mengajak beberapa teman yang d jakarta untuk nonton bersama laskar pelangi bersama dengan anak-anak yayasan rumah pagi. Memang ngga banyak anak2 yang bisa kami undang dan datang. Kurang lebih ada 35 orang anak2 usia SD-SMP yang kurang mampu meramaikan Setiabudi 21 di hari sabtu siang. Mereka bener2 sangat senang diajak acara ini, jika melihat senyum mereka, aku tidak pernah merasa berat harus repot2 untuk membeli tiket sebanyak itu, karena aku sangat yakin, mereka juga memiliki hak untuk mendapatkan inspirasi dalam hidupnya. Aku hanya ingin membukakan pintu bagi mereka untuk berjuang lebih lanjut dalam hidupnya, bersemangat dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi, seperti halnya apa yang telah dilakukan Andre dalam membuat novel Laskar Pelanginya. 

 

Generasi penerus bangsa

Laskar Rumah Pagi

Menurutku, novel itu tidak boleh berhenti untuk hanya menginspirasi kita, tapi harus kita tularkan, karena ini adalah hal yang baik. Seperti halnya kita belajar agama bukan hanya untuk diri kita sendiri, tapi bagaimana kita juga harus bisa mengamalkan dan mengajak orang lain. Aku adalah orang yang lebih memilih melakukankegiatan seperti ini daripada memberi mereka uang saku atau makanan yang mungkin habis dalam waktu satu hari seperti yang dilakukan pemerintah dengan BLTnya.

Jika Anda adalah termasuk yang mempunyai pendapatan yang lebih atau bersedia meluangkan waktu Anda untuk membantu orang lain, maka pilihlah membantu dalam bidang pendidikan. Pendidikan itu adalah solusi jangka panjang untuk menyelesaikan masalah di negeri ini. 

D

Fotonya harus cepet2 sebelum diusir sama satpamnya...hehe 😀

Berbagi inspirasilah dengan mereka, karena suatu saat nanti, mereka lah yang menjadi generasi penerus di bumi pertiwi ini. Jangan ragu untuk berbagi inspirasi, karena berbagi inspirasi itu hal yang luar biasa. 

“Education is the way to out from poverty”

Posted by: g1mg1m | September 27, 2008

Mimpi adalah Kunci….

 

Mimpi adalah kunci

Mimpi adalah kunci

Pernah suatu hari aku diminta mengirimkan CV sebelum menjadi pembicara suatu acara pelatihan kepemimpinan. Saat itu panitia sudah ngirimin template CV yang akan mereka pake sebagai guidline di acara itu. Di salah satu formnya, dituliskan Motto hidup. Awalnya bingung mw diisi apa, karena hampir setiap ada acara pelatihan diminta ngisi motto aku selalu isi dengan kalimat yang berbeda-beda. Tapi untuk acara yang terakhir kali, aku sudah menetapkan motto hidup. Di CV itu aku tuliskan, “Tidak ada mimpi yang terlalu besar untuk tidak bisa diraih”. Tulisan motto itu tidak keluar selintas begitu saja, seperti sebelum2nya namun bener-bener lahir dari berbagai kejadian yang aku pernah alami, mulai dari lulus kampus ITB dengan C**La***, menang i-cup, sampe ketemu Bill Gates di Jakarta. Dan semua itu memang aku awali dengan mimpi. 

Kalo aku inget2, kejadian ini diawali dari SMA. Ketika kelas I, di upacara hari senin, selalu ada pengumuman dari sekolah, siapa saja dari siswa SMU 5 sby yang berprestasi dan menjadi juara dari suatu lomba atau kompetisi di tingkat kotamadya, propinsi, ataupun nasional. Waktu itu, aku gemetar mendengar pengumuman yang dibacakan oleh Protokoler yang dari jauh nampak tinggi tegap dan cantik rupawan. Konon gadis itu menggunakan lambang garuda di kerah lehernya. Gadis itu mengucapkan, “GEMA ALMAMATER…”. Dari situ aku melihat ada beberapa kakak kelas yang maju menerima ucapan selamat dari kepala sekolah dan 1 piala lomba yang sangat besar (tingginya melebihi slah satu anggota tim itu…hehe). Di upacara yang panas menjadi tidak terasa menyengat. Keringat yang bercucuran terasa seperti air hujan yang segar. Pikiranku hanya tertuju pada suara yang menggema itu. Iya, suara GEMA ALMAMATER serasa menarik nyawa dalam diriku yang telah lama tertidur dan seakan memberi tahu kalo sekarang adalah waktu yang tepat untuk bangun dan berbuat sesuatu.

Kejadian di upcara itu membuatku hampir tidak bisa tidur semaleman, bertanya-tanya, apa yang siswa-siswa berprestasi itu lakukan sehingga seperti itu. Baju seragam sama, sekolah dari senin sampe sabtu sama, pulang sekolah setelah bel berbunyi juga sama. Bahkan kadang-kadang makan pecel dan sama-sama ngutang di kantin sekolah yang letaknya tidak jauh dari lapangan upacara. Lalu apa yang membuat mereka bisa seperti itu ? 

Untungnya waktu itu aku ngga berfikir untuk pergi ke dukun dan meminta dijadikan siswa yang pintar seperti halnya kejadian mahar dalam novel Laskar Pelangi. Aku hanya merenung dan akhirnya menyelesaikan sebuah PR Fisika dari guru baru di sekolah itu yang harus dikumpulkan minggu ini.

Keesokan harinya hampir seharian di kelas aku termenung. Belajar jadi ngga konsen (padahal harusnya lebih giat belajar lagi), yang aku pikirin cuma, “mungkin ngga ya aku bisa suatu saat nanti ? apalagi rata2 yang menang lomba dulunya SMPnya yang bagus2”. Kebanyakan berfikir, sampe waktu istirahatku tidak terasa telah habis. Bel tanda masuk kelas telah dibunyikan. Rasa lapar telah tergantikan dengan asyiknya renungan impian.

Teman sebangkuku heran, mungkin dalam benak pikirannya dia berkata, “kenapa lagi nih anak, diem mulu seharian di kelas”, ketika dia menepuk bundakku, secara sepontan aku berkata, “Suatu hari nanti, aku pasti menjadi salah satu orang yang di panggil oleh suara yang dahsyat dan menggelegar GEMA ALMAMATER”. Dari situlah aku belajar bermimpi. Belajar untuk menuliskan Mimpi di atas kertas dan di kepala dengan tinta emas yang tidak boleh luntur oleh air ataupun penghapus tercanggih di dunia (kayaknya yang ini berlebihan…hehe).

Hampir setiap pulang sekolah aku selalu baca buku Fisika, baca tentang bagaimana Katrol bekerja, bagaimana Gaya itu dirumuskan dengan faktor massa dan percepatan. Sampe ketika kelas satu SMA, aku sudah tau kalo integral bilangan konstan a terhadap variabel x adalah ax (bener ngga yah ? dah lama seingetnya dulu paham intgral lah pokoknya…hehe ).  

Perjalanan menuju mimpi tidak ada yang mulus, thomas alfa edison aja gagal mulu seblum nemuin lampunya. Berbagai lomba yang aku ikuti selalu berakhir dengan kekalahan, boro-boro bsa masuk final, masuk penyisihan awal aja sudah engga (Untungnya pas daftar ikutan lomba ngga ada seleksi-seleksian, klo ada sebelum ikutan dah gagal kayaknya waktu itu….). Tapi itu lah indahnya proses, dan hanya sebagian orang yang bisa melewatinya. Alhamdulillah, Allah memberiku kekuatan untuk itu.

Aku masih ingat piala pertama yang aku dapatkan setelah memenangkan lomba, sebuah piala yang ukurannya hampir menyamai tinggi badanku. Dan dalam hatiku berkata, “Aku akan memelihara setiap mimpiku seterusnya”. Seperti halnya dalam lagu nidji untuk OST laskar pelangi, “mimpi adalah kunci….”. Dan aku adalah orang yang sangat percaya dengan itu.

Older Posts »

Categories